Jawaban "Bagaimana Sejarah Cargo Di Indonesia?"
Di samping mengerti teori, sobat juga butuh latihan soal peer. Berlatih soal tes akan membantu kamu memperoleh hasil optimal dari proses belajar menyelesaikan latihan soalnya. Mengerjakan ulang contoh soal tes akan membuat anak sekolah memahami pola penyelesaian soal peer termasuk proses untuk memperoleh solusi dari pertanyaan tsb. Melihat pembahasan soal saat tidak tahu akan membantu memperoleh pemahaman.
By the way, kami telah mempunyai 2 cara mengerjakan mengenai bagaimana sejarah cargo di indonesia?. Monggo baca cara mengerjakannya selengkapnya disini:
Bagaimana Sejarah Cargo Di Indonesia?
Jawaban: #1:
Jawaban nya panjang banget
Jawaban: #2:
Meski adanya harapan besar terhadap kargo udara agar bisa menjadi sebuah industri giat, selama berdekade-dekade muatan udara tidak tumbuh sesuai perkiraan dan tetap sebagai suatu bagian yang sangat kecil dari keseluruhan lalu lintas udara. Selama 5 dekade paska Perang Dunia II kebanyakan maskapai menilai kargo udara sebagai aktivitas sekunder, meski selalu ada maskapai kargo khusus. Beberapa maskapai sipil menemukan bahwa praktik membawa “kargo perut” sebagai suatu usaha yang sangat menguntungkan (kenyataannya, diperkirakan bahwa 50% dari seluruh muatan udara dipindahkan dengan cara ini), sampai ke titik dimana permintaan terhadap jasa khusus pesawat angkut besar menurun.[2]
Kargo udara muncul sebagai tiang kokoh dari industri penerbangan di tahun 1990an. Katalisator pertumbuhan kembali di sektor ini adalah jasa angkut paket ekspress yang dijalankan oleh FedEx, DHL, TNT dan UPS, dan perubahan yang ada dalam sektor manufaktur. Pada 1992, FedEx mengirim perangkat lunak kepada ribuan pelanggannya, membolehkan para pelanggan untuk melacak kiriman barang dari tempat kerja sendiri.
Kemunculan internet di tahun-tahun selanjutnya membantu meningkatkan keandalan dan akses terhadap industri kargo udara. Kebanyakan maskapai saat ini menawarkan pelanggan mereka status penerbangan secara real-time dan pilihan pemesanan dan pelacakan muatan. Adopsi terhadap dokumentasi elektronik juga diterapkan,[3] seperti tagihan elektronik air waybill, untuk mengurangi jumlah dokumentasi kertas yang ada di setiap pengiriman dan untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan pengangkutan.
Ahli industri memperkirakan bahwa 15-20 ton kargo udara setara dengan 30-40 kursi penumpang ekonomi, bila keduanya ada dalam pesawat penumpang sipil.[4]
Bagaimana? Sudah ketemu cara menjawabnya kan? Diharapkan solusi di atas bisa membantu pengerjaan soal sobat.
Jangan lupa bookmark dan bagikan ke teman-teman lainnya ya …
NB: Harap gunakan solusi di atas dengan bijak. Bila anda tidak yakin, cobalah untuk mencari sumber referensi lainnya yang lebih terpercaya.